Contoh Soal AKM Menganalisis Perubahan pada Elemen Intrinsik Teks Sastra Sesuai Jenjangnya

sentralsoal.com - Selamat datang di sentral soal. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh soal AKM menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian, karakter, setting, konflik, dan alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya dilengkapi dengan kunci jawaban terbaru. Harapannya, contoh soal yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari contoh soal AKM menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian, karakter, setting, konflik, dan alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Contoh Soal AKM Menganalisis Perubahan pada Elemen Intrinsik Teks Sastra Sesuai Jenjangnya

Gambar: pixabay.com

1. Suasana kelas siang itu sangat gaduh. Seorang anak ketahuan mencuri uang temannya. “Ada apa ini?” kata guru mereka dengan nada tinggi. "Ada maling bu” kata Dito kepada gurunya.
Latar atau tempat kejadian pada penggalan cerita tersebut adalah ....
A. di sekolah
B. di pasar
C. di kantor polisi
D. di dalam sebuah rumah

2. "Sepertinya cerita dalam buku ini sangat bagus. Tapi sayangnya, aku terlalu sibuk membantu ibu berdagang di pasar dari pagi sampai sore. Aku tidak akan sempat membacanya tukas Bima "Oh, tenang saja, Bima. Kamu bisa mengembalikan buku ini kapan saja”. ujar Bagas penuh semangat.
Sifat tokoh Bagas dalam kutipan cerita tersebut adalah ....
A. besar kepala
B. usil
C. sabar
D. cerdik

3. Ia sangat senang dengan pekerjaannya sebagai seorang saudagar. Suatu ketika ia berdagang ke sebuah pulau yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Sesampainya di sana ia memberatkan timbangannya agar mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari pulau tersebut.
Berdasarkan kutipan tersebut, saudagar merupakan tokoh ....
A. protagonis
B. tambahan
C. tritagonis
D. antagonis

4. Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Barat ada seorang janda yang sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya. Latar tempat pada penggalan cerita tersebut adalah ....
A. sawah
B. daerah Jawa Barat
C. ladang
D. di desanya

5. Aku tidak bermaksud menyakitinya. Apa yang sudah dilakukannya sungguh keterlaluan. Aku hanya ingin memberi pelajaran agar ia tidak terus menggangguku.
Sifat tokoh “Aku" dalam kutipan cerita tersebut adalah ....
A. pemberani
B. usil
C. sombong
D. tegas

6. Tegar tidak kuasa menahan tangisnya ketika menuturkan kondisi keluarganya. Ia sengaja keluar dari sekolah. Ia tidak memiliki biaya untuk sekolah. Ia harus membiayai dirinya dan sang ibu. Keinginan Tegar sebenarnya tidak berlebihan. Pengamen cilik yang biasa mangkal di perempatan jalan itu hanya ingin sekolah.

Cerita di atas memiliki tema ....
A. keikhlasan seorang anak
B. kejujuran seorang anak
C. kesedihan seorang anak
D. ketulusan hati seorang anak

7. Dia, cowok paling menyebalkan yang pernah ada. Janet melangkah memasuki kelas dengan wajah memerah. Rasa geram bercampur malu membuat matanya berkaca-kaca. Teriakan Brennen dari bawah ring basket masih terngiang di telinga. “Hei... cegat gadisku!,” Brennen meneriaki teman-temannya yang berkumpul di depan kelas. “Nggak berani!” Mark menepi dan memberi jalan.“Ada apa pagi-pagi, teriak kayak Tarzan?” protes Janet sambil cemberut.

Latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah di ....
A. kelas
B. kantin
C. halaman
D. lapangan

8. Di sebuah desa di kaki bukit, hiduplah seorang petani miskin. Setiap hari ia bekerja di sawah. Bila sudah lelah mencangkul, ia pergi ke hutan mencari kayu bakar. Selain untuk kebutuhan sendiri, kayu bakar itu dijual ke pasar. Uangnya untuk membeli keperluan dapur, seperti garam, ikan asin, dan gula.

Sifat tokoh petani dalam cerita di atas adalah ....
A. penakut
B. rajin bekerja
C. kikir
D. periang

9. Pintu digedor keras oleh seorang yang tampak buru-buru. Benar saja, ketika kubuka, kutemukan Rahing tampak pucat sebelum terbata-bata mengatakan bahwa si Jagal dari Turki sudah di perbatasan dan berusaha ditahan oleh laskar. Ia kemudian melanjutkannya, "Saya harus amankan istri saya dulu. Ustad, maaf." Detik pertama setelah mendengar kalimatnya selesai, amarahku hampir memuncak. Egois sekali! Namun, sebuah kenangan memaksaku takluk, aku tidak ingin menyampirkan luka yang sama di pundak Rahing.“Begitu selesai, gabunglah segera,“ timpalku hampir berteriak menyusul langkahnya yang tergesa-gesa.

Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. Tokoh aku marah kepada Rahing.
B. Laskar gagal menghalau tokoh si Jagal dan Turki.
C. Tokoh aku menganggap tokoh Rahing egois
D. Tokoh Rahing ketakutan sebelum berperang

10. Pangeran Sanjaya bingung. Namun ayahandanya berkata lagi, "Ketahuilah anakku! Musuh kerajaan yang kumaksud adalah kemiskinan rakyat'. Berkat usahamu, kemiskinan itu telah lenyap. Rakyat negeri kita sekarang hidup makmur."

Berdasarkan kutipan di atas, Pangeran Sanjaya adalah tokoh yang ....
A. bijaksana
B. pemarah
C. sering bingung
D. miskin

11. Kantin sekolah ramai, Jadwal istirahat pertama. “Ali, kamu seharusnya tidak mencari masalah dengan Pak Gun,” aku menyergah. “Eh, siapa yang mencari masalah, Ra? Aku hanya menjawab pertanyan Johan,” Ali santai menyendok kuah baksonya.“Lagi pula aku benar, kan? Ikan paru-paru tidak hidup selama-lamanya. Dia bukan Av, Faar, atau si Tanpa Mahkota.” Kali ini Seli refleksi menginjak kaki Ali, “Jangan sebut nama itu di sini,” aku berkata serius, “Nanti ada yang mendengarnya.” Seli ikut mengangguk, setuju denganku. “Kalian kenapa jadi menyebalkan sekali sih?” Ali menatapku dan Seli, tidak mengerti.

Penyebab konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ....
A. Tokoh Aku merasa bahwa tokoh Pak Gun tidak tepat dalam memberikan penjelasan saat pelajaran berlangsung
B. Tokoh Ali menganggap bahwa kedua temannya, tokoh Aku dan Seli sedang membelanya di depan Pak Gun
C. Tokoh Pak Gun menghukum tokoh Ali, Aku, dan Seli karena salah dalam penjawab pertanyaan Johan
D. Tokoh Ali memiliki watak keras kepala dan tidak mendengarkan nasihat tokoh Aku dan Seli

12. Mencurigai. Betapa tidak enaknya perbuatan ini. Bahkan terhadap orang yang patut dicurigai sekalipun. Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu. Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa memancarkan kesabaran. Kadang ia membangkitkan rasa iba, tanpa dia bersikap meminta.

Pertanyaan yang jawabannya terdapat pada cerpen tersebut adalah ....
A. Siapa yang dicurigai oleh Parmin?
B. Mengapa tokoh dalam cerita mencurigai Parmin?
C. Apa alasan si tokoh merasa tidak enak mencurigai Parmin?
D. Bagaimana si tokoh mencurigai Parmin?

13. Hingga sampailah saat itu, ketika ibu kosku kembali menerima anak-anak kos baru untuk menempati kamar-kamar yang telah selesai direnovasi, di tahun ajaran baru. Ketenanganku mulai terenggut kembali oleh ulah mereka, para mahasiswa baru itu. Obrolan tidak bermutu, senda gurau, tawa riang, suara serak-serak penyanyi dangdut, dan dentum drum aliran musyik rok membahana lagi. Wajah-wajah lugu itu, ternyata hanya mampu bertahan saat menyembunyikan sifat mereka yang sesungguhnya. Meleset jauh sekali dari penilaianku semata.

Akibat konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Tokoh aku tidak kerasan tinggal di kos.
B. Tokoh Aku marah kepada penghuni kos.
C. Tokoh Aku marah kepada pemilik kos.
D. Tokoh aku kecewa kepada ibu kosnya.

14. Seorang gadis kecil yang tertidur pulas di kamar yang begitu luas untuk anak kecil seukurannya. Sang mentari mulai tersenyum menyapa dunia pagi ini ditemani nyanyian burung terbang kesana kemari. Sinar mentari menyelinap memasuki jendela kecil samping tempat tidur. Udara dingin pun ikut menyerang masuk ke dalam tulang-tulung.

Majas yang dominan digunakan pada kutipan cerita pendek di atas adalah ....
A. Majas perbandingan
B. Majas penegasan
C. Majas pertentangan
D. Majas sindiran

15. Hari ini sedang sial. Sebenarnya hingga sore tadi, setelah naik dari satu bus ke bus yang lain, dari satu metromini ke metromini lain, aku dan Dede sudah dapat kurang lebih sembilan belas ribu. Jumlah yang banyak. Tetapi, di terminal tadi, ada kakak preman yang memaksa meminta uang. Terpaksa kuberikan semua uang yang ada di kantong kiriku. Itu separuh penghasilan mengamen kami seharian, sepuluh ribu. Malam sudah larut, Hampir jam delapan. Aku memutuskan untuk pulang, meskipun dengan uang seadanya. Ibu tidak pernah mengomel berapa pun uang yang kami bawa pulang.

Akibat konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ....
A. Tokoh Aku dan Dede mengamen mendapatkan uang sembilan belas ribu rupiah.
B. Tokoh preman di sebuah terminal memaksa mengambil uang tokoh Aku dan Dede
C. Tokoh Aku dan Dede memutuskan pulang ke rumah dengan membawa uang seadanya.
D. Tokoh ibu marah kepada tokoh Aku dan Dede karena hanya membawa sedikit uang

16. Aku tak bisa diam, setengah tahun aku ditempatkan di sekolah ini pengelolaan BK aku ubah secara mendasar. Mulai administrasi, cara penanganan siswa, termasuk ruang konsultasi siswa. Namun, langkahku membuat lukman terusik, terutama dalam kasus Diah telah banyak menerima penderitaan, anakitu perlu bimbingan dan kasih sayang bukan penghakiman.

Tema dalam cerpen tersebut adalah ....
A. kehidupan seorang guru BK di sekolah
B. kesedihan seorang guru BK melihat kondisi siswanya
C. keinginan seorang guru BK untuk melaksanakan tuganya dengan baik
D. seorang guru BK yang ingin membantu mengatasi masalah siswanya

17. Seperti pagi ini, hujan kembali turun dari langit. Membasahi bumi, jatuh di atap halte ini. Aku menikmati hujan ini, mungkin lebih tepatnya, aku menikmati momen bersama Lara. Memperhatikan setiap gerakan jemarinya menari bersama tetes hujan yang rapuh. Merasakan detak jantungnya mengiringi rintih hujan. Entah sampai kapan aku akan seperti ini dengan Lara. Namun jujur saja, sejak pertama kali memutuskan untuk mengenali Lara, aku selalu ingin tahu lebih banyak lagi hal tentang dia.

Hubungan antara latar dan tokoh dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. Latar suasana memengaruhi perilaku tokoh aku terhadap tokoh lain
B. Latar budaya memengaruhi pemikiran tokoh aku menciptakan tradisi baru
C. Latar suasana memengaruhi perilaku tokoh Lara dalam memikirkan tokoh aku
D. Latar tempat memengaruhi pemikiran tokoh aku dalam memikirkan tokoh lain.

18. Setibanya Pak Usman di restoran kecil sepulang dari sekolah, Larasati segera memulai pembicaraan. “Sebelum membicarakan soal Diah, saya perlu menjelaskan mengapa saya tidak mau membicarakan hal ini di sekolah karena saya ingin bicarakan adalah masalah yang harus diselesaikan dengan kacamata kemanusiaa, bukan kedinasan” “Maksud ibu apa? Saya khawatir, keinginan bapak untuk menghabisi Diah itu karena kebencian bapak terhadap saya. Selama ini orang kan tahu saya sangat perhatian terhadap Diah. Dia anak yang lemah Pak, sudah mengalami berbagai cobaan hidup, sering murung karena menerima beban yang terlalu banyak dalam hidupnya.

Sifat tokoh Larasati berdasarkan kutipan di atas adalah ....
A. sabar dan penyayang
B. angkuh dan disiplin
C. tegas dan pemberani
D. penuh perhatiaan dan tegas

19. Kembali aku ke rumah sambil menggerutu. Kebetulan dandanan badutku yang berantakan, lalu kudengar sirine bertalu-lalu. Apa yang terjadi? Aku ke beranda dan terkejut melihat tetangga telah berkumpul di luar pagar rumahku. Tak seorang pun bersuara. Nun di ujung jalan mobil pikap polsek terpontal-pontal.

Hubungan unsur intrinsik dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. latar berkaitan dengan alamat
B. alur berkaitan dengan tema
C. latar berkaitan dengan alur
D. penokohan berkaitan dengan tema

20. Memang sebenarnya semenjak dia datang, kami sudah membenci dia. Kami membenci bukan karena kami adalah orang-orang yang tidak baik, tapi karena dia selalu menciptakan suasana tidak enak. Perilaku dia sangat kejam. Dalam berburu dia tidak sekedar berusaha untuk membunuh, namun menyiksa sebelum akhirnya membunuh.

Nilai moral pada kutipan teks cerpen di atas, yaitu ....
A. Berhati-hatilah pada orang lain
B. Jangan suka berburu
C. Jangan menyusahkan orang lain
D. Jangan bertindak kejam

21. Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya. Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur, suaminya, takkan berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai membaca kesalahan-kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-satunya yang teramat dia kagumi dan terlalu sering membuat masalah itu.

Pembuktian latar suasana tidak nyaman dalam kutipan tersebut adalah....
A. Nenek selalu mempersalahkan suaminya
B. Nenek selalu menjaga wibawanya.
C. Nenek tidak bisa mengatur keluarga
D. Cucu nenek sering membuat masalah

22. Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhak pun besarlah. kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan . maka sampailah ia kepada suatu sungai. maka dicaharinya perahu hendak menyeberang tiada dapat perahu itu. maka dinantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu.

Latar yang tergambar melalui kutipan teks di atas adalah....
A. pada zaman dahulu di sungai
B. pada zaman dahulu di perahu
C. pada suatu hari di sebuah perahu
D. pada suatu hari di sebuah sungai

23. Saat itu matahari sudah berada di atas ubun-ubun, panas terik berdenyar bagai ingin melelahkan Kerajaan Hastina. Seratus Kurawa berkaparan mendengkur di atas lantai. Tinggal Sengkuni yang masih tercenung sambil mengisap pipa candunya. Ia tidak ikut karena memang sudah tidak mau lagi. Sementara itu, kelima Pandawa masih mematung tanpa jiwa.

Bukti latar yang dominan pada kutipan novel tersebut ditunjukan oleh kalimat ....
A. kesatu
B. kedua
C. ketiga
D. keempat

24. Maka baginda pun bimbanglah, tida tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat, iya menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda dan berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Nilai yang terkandung pada penggalan hikayat di atas yaitu....
A. Nilai Moral 
B. Nilai Agama
C. Nilai Pendidikan
D. Nilai Budaya

25. Darman mengangguk-angguk. Ia bukan orang Mandar. Tidak seperti Sabang dan Kakek Songkok. Ia tak pernah menikmati kebersamaan memindahkan rumah panggung beramai-ramai. Kebersamaan yang menyatukan warga kampung. Di tanah Mandar, masyarakat biasa saling bantu saat akan memindahkan rumah. Dari kampung sebelah pun datang mengangkat rumah panggung itu ke tempat baru. Tawa riuh rendah bercampur masam bau keringat serta teriakan semangat selalu menyemarakkan pemindahan rumah. Semua lelaki kampung turun tangan, rumah panggung yang berat dengan tiang dan tangga itu dipindahkan dalam sekali waktu, bersama-sama.

Nilai sosial dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. membantu tetangga menyiapkan semua keperluan membangun rumah
B. bekerja dengan penuh tanggung jawab ketika membantu tetangga
C. bersemangat ketika melakukan suatu pekerjaan di dalam kampung

D. bergotong royong membantu tetangga memindahkan rumah panggung

26. Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi bintang yang berada di sekitar sungai Tami dari para pemburu.

Pesan Moral yang terdapat pada cerita tersebut adalah....
A. Harusnya orang makan daging
B. Pentingnya menepati janji
C. Harus menghormati orang lain
D. Kita harus pandai membahagiakan orang lain

27. Seberes mandi, Suar berencana untuk ikut bersama Bapak. Setelah berpamitan dengan mencium tangan ibu, ia melompat ke bangku boncengan sepeda. Tempat kerja Bapak tak begitu jauh dari rumah, itulah kenapa akhir-akhir ini Bapak lebih suka bersepeda ke sana, terutama setelah dianjurkan agar hidup sehat. Dan Suar yang rencananya akan mengambil gambar di areal persawahan, yang terletak di antara rumah dengan tempat kerja Bapak, merasa ingin sekali berangkat bersamanya. Di sepanjang jalan, Suar memeluk lelaki paruh baya itu dari belakang, mencium wanginya yang khas, yang selalu membuatnya rindu akan kampung halaman.

Nilai moral dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. membantu menyelesaikan pekerjaan bapak
B. menemani bapak menuju ke tempat kerja
C. mengantarkan bapak pergi bekerja
D. mencium tangan ibu ketika berpamitan

28. Akan tetapi tibalah satu bencana. Ketika suatu malam Badri bertandang lagi, Lena tidak membiarkannya masuk. Malah berkata seperti hendak mengusirnya. "Jangan kemari lagi." Terpana Badri mendengar ucapan gadis itu. Lebih terpana lagi dia ketika Lena menyebut nama Rosni seorang gadis yang sering juga dibawanya keluar malam untuk menonton film. "Aku tidak serius dengan dia," kata Badri menangkis. "Enak benar jadi laki-laki. Begitu sering membawa seorang gadis keluar malam, tapi kalau ditanya oleh gadis yang lain, lalu dibilang aku tidak serius dengan dia, " umpat Lena dengan tengiknya. Lalu sebelum Badri memberi alasan, pintu ditutup dan dikuncinya dari dalam. Tinggallah Badri terperangah di anak tangga.

Konflik yang tergambar dalam penggalan novel tersebut adalah ....
A. Badri tidak boleh bertandang lagi ke rumah Lena.
B. Kemarahan Lena kepada Badri.
C. Badri sering membawa Rosni me nonton film.
D. Badri sering keluar malam dengan teman-temannya.

29. Bagi kami, orang kampung yang tak pandai merantau sedekat apa pun, kedatangan orang-orang itu selalu dinanti. Menggairahkan. Sumbangan atau sedekah mereka untuk pembangunan surau, cukup membuat rumah ibadah itu selalu berubah drastis selepas lebaran. Entah siapa yang melombakan mereka, tanpa disadari satu sama lainnya antarperantau itu berpacu tinggi mengeluarkan uang untuk pembangunan surau atau masjid atau kampung. Begitu juga untuk anak yatim.

Nilai religi dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. memberi dukungan kepada orang lain agar bekerja dengan sungguh-sungguh
B. menerima takdir yang telah ditetapkan Tuhan dalam menjalankan kehidupan
C. bersikap ikhlas dalam menyedahkan harta untuk kepentingan umum
D. selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan kemudahan dalam mencari rezeki

30. Aku ingin membuktikan bahwa kata-kata Ihsan itu salah. Aku masih memiliki hati dan pikiranku. Di sini, di pesantren ini, aku masih sadar bahwa aku belajar. Aku nyantri sebab aku ingin mendalami ilmu agama. Lebih dari itu, kedatanganku ke sini jauh-jauh dari Jakarta tidak hanya untuk mendalami agama saja, melainkan juga untuk mempraktikkan ajaran-ajaran agama yang aku anut. Aku tidak ingin meninggalkan apa yang telah aku peroleh dan aku tetap memiliki keinginan yang kuat untuk meraih keilmuan yang belum aku raih di sini. Aku tetap ingin mengaji. Aku tetap ingin menghafal ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis nabi. Aku tidak ingin menyia-nyiakan hidupku, sebab sudah lama aku menyia-nyiakannya.

Watak tokoh dalam kutipan novel tersebut adalah ....
A. mudah goyah
B. menyia-nyiakan hidup
C. hanya mendalami agama
D. teguh pendirian

31. “Saya juga sebenarnya tiada menyalahkan orang yang sekali-kali bangun tinggi hari. Tetapi yan sebenaarnya menggusarkan saya melihat orang bangun tinggi hari itu, ialah oleh karena hal itu menunjukkan suatu yang tidak baik. Bangsa kita yang bersahaja di desa-desa, yang tidak pernah masuk sekolah boleh dikatakan tidak pernah bangun tinggi hari, apalagi perawan-perawannya. Bangun tinggi hari, sore tidur lagi, senja-senja minum teh dan melancong-lancong mengambil udara. Mereka yang demikian menyebutkan dirinya modern....”

Nilai sosial budaya dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. bangun pada saat matahari sudah tinggi.
B. menjaga adat istiadat yang diwariskan
C. bangun pada pagi hari setiap harinya
D. minum teh pada senja datang

32. “Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)

Nilai yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ....
A. Nilai agama dan budaya
B. Nilai budaya dan moral
C. Nilai moral dan sosial
D. Nilai agama dan sosial

33. Karena ibu banyak melamun, Tegar harus pula mengambil alih pekerjaan dapur. Dibantu adik perempuannya yang telah beranjak remaja, dia belanja, bersih-bersih, mencuci pakaian, dan memasak. Setelah menyiapkan adik-adiknya untuk sekolah, setiap pagi dia sendiri terbirit-birit ke sekolah. Pulang dari sekolah, dai tak bermain-main seperti remaja seusianya. Dia makan siang sebentar, berganti pakaian, lalu bergegas ke pinggir kota, ke bengkel sepeda Masa Depan, demikian nama bengkel sepeda peninggalan ayahnya itu. Bersama seorang karyawan lainnya, dia bekerja memperbaiki sepeda hingga senja. Usai bekerja, buru-buru dia pulang, mengurusi ibu dan adik-adiknya.

Nilai dalam kutipan novel tersebut yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah....
A. mengurusi keluarga dan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya
B. menyayangi ibu dan adik-adiknya yang membutuhkan pertolongan
C. berbuat kebaikan terhadap keluarga sebagai balas budi kepada orang tua
D. bersekolah sambil bekerja di bengkel untuk membantu ekonomi keluarga

34. "Sebentar Nak, sebentar lagi. Lihat, langit sudah mulai memerah. Itu pertanda matahai mau tenggelam dan magrib tiba. Kau sudah mulai lapar?” Latar waktu pada penggalan cerpen di atas adalah ....
A. pagi hari
B. siang hari
C. sore hari
D. malam hari

35. Gajah sangat sombong. Karena badannya yang sangat besar, ia berpikir dapat mengalahkan semua binatang. Ia menyepelekan hewan-hewan yang berada di hutan. Karena kesombongannya itu, ia tidak disenangi oleh hewan-hewan lainnya.
Alasan yang tepat mengapa gajah tidak disenangi oleh hewan-hewan yaitu ....
A. Badannya sangat besar
B. Ia berpikir dengan logis
C. Ia mengalahkan hewan lain
D. Gajah menyepelekan hewan lain

36. “Aku maju sedikit, membunyikan lonceng sepeda, bertepuk tangan, berdeham-deham, membuat bunyi-bunyian agar ia merayap pergi. “Tapi lebih dari setengah perjalanan sudah, aku tak’kan kembali pulang gara-gara buaya bodoh ini.
Watak tokoh Lintang dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. penakut
B. pemberani
C. ragu-ragu
D. tidak percaya diri

37. Suatu hari ada kupu-kupu bersayap hitam yang terbang melintas. Tuvi dengan sombongnya mengejek kupu-kupu tersebut karena memiliki sayap hitam yang jelek. Kupu-kupu tersebut kemudian menangis, dia merasa sangat sedih dan malu. Bahkan dia tidak berani lagi terbang dan bermain di sekitar taman bunga.
Watak tokoh Tuvi adalah ....
A. pemberani
B. penyayang
C. sombong
D. pembohong

38. Gerimis halus masih turun dari langit. Masdudin berbalik dan mengikuti langkah istrinya ke ruang tamu. “Mengapa Abang tiba-tiba kepingin makan kue gemblong Mak Sainah?” Asyura bertanya ketika Masdudin tengah mengatur nafas. Masdudin berpikir untuk mencari jawaban yang pas. Dia sendiri tidak tahu mengapa pagi itu, ia ingat Mak Sainah yang biasanya menjajakan kue gemblong ke rumahnya. Tidak setiap hari juga. Dalam sepekan, dua sampai tiga kali Mak Sainah datang ke rumahny.
Latar waktu kutipan cerpen tersebut yaitu....
A. pagi hari
B. siang hari
C. sore hari
D. malam hari

39. Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di dahiku. Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini. Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Latar waktu cerita rakyat di atas adalah ....
A. esok hari
B. malam hari
C. sore hari
D. pagi hari

40. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah....
A. Mentari di sebelah barat
B. Mulai kisah kebohonganmu
C. Kuingin kau bohong padaku
D. Kemarin dan kemarin lagi