Soal & Jawaban Sumatif (Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan) Agama Katolik Kelas X

sentralsoal.com - Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh soal sumatif agama Katolik kelas 10 materi keseteraan laki-laki dan perempuan dilengkapi dengan kunci jawaban terbaru. Harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Baapak, Ibu Guru, dan juga peserta didik dalam mencari referensi soal-soal berkaitan dengan materi tersebut di atas.

Soal & Jawaban Sumatif (Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan) Agama Katolik Kelas X

Gambar: freepik.com

1. Buatlah satu contoh doa pembuka berkaitan dengan materi kesetaraan laki-laki dan perempuan! 

Kunci Jawaban: 

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau menciptakan kami sebagai laki-laki dan perempuan, semartabat, secitra, dan sederajat. Sekalipun kami memiliki kekhasan dan perbedaan, Engkau tetap menghendaki kami bersatu dan saling melengkapi. Engkau mencintai kami dan memanggil kami untuk senantiasa saling membantu dan mengembangkan, sehingga kami semakin sempurna. Berkatilah kami, ya Tuhan, supaya kami tidak kenal lelah selalu mengusahakan yang terbaik dan menjunjung martabat satu sama lain sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

2. Apa tujuan Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan? 

Kunci Jawaban: 

Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej. 2:18). Untuk menyatakan bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu. Maka, pria itu kemudian berkata tentang wanita itu demikian: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Kejadian 2: 23). Dari kutipan Kitab Suci ini jelaslah bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan sepadan.

3. Jelaskan panggilan Tuhan atas laki-laki dan perempuan! 

Kunci Jawaban: 

Panggilan Tuhan atas laki-laki atau perempuan adalah: masing-masing berkembang dan memperkembangkan diri menjadi laki-laki sejati dan perempuan sejati.

4. Jelaskan upaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat! 

Kunci Jawaban: 

Upaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat yang dapat kita lakukan adalah:

  • Mengakhiri diskriminasi terhadap semua wanita dan anak perempuan.
  • Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam berbagai kegiatan.
  • Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak baik di ranah publik maupun pribadi. Hal ini termasuk perdagangan manusia dan eksploitasi seksual pada perempuan dan anak.
  • Meningkatkan pelayanan umum dan kebijakan publik yang lebih pro terhadap perempuan.

5. Rumuskanlah pendapat seputar kesetaraan gender! 

Kunci Jawaban: 

Dalam kebudayaan tertentu di masyarakat kita masih banyak ditemukan pandangan yang menganggap laki-laki lebih berharga dibandingkan dengan perempuan. Anak laki-laki sering dianggap andalan masa depan karena ia akan menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu disebabkan karena laki-laki dianggap pribadi yang kuat dan dapat menguasai banyak hal. Laki-laki adalah kebanggaan keluarga. Sebaliknya, anak perempuan dipandang sebagai pribadi yang lemah dan kurang mampu menjadi pemimpin dalam keluarga. Maka sering kita jumpai ada orang tua yang merasa kecewa ketika mengetahui bahwa anak yang lahir ternyata adalah anak perempuan. Dalam banyak hal, anak laki-laki sering lebih banyak memiliki kesempatan untuk mendapat pendidikan yang tinggi, dan perempuan kurang memperoleh kesempatan yang sama. Inilah yang disebut budaya patriarki, yakni budaya yang memandang kedudukan kaum laki-laki lebih penting daripada kedudukan kaum perempuan.

6. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender? 

Kunci Jawaban: 

Kesetaraan gender adalah suatu kondisi dimana semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan, bebas mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotype, peran gender yang kaku. Hal ini bukan berarti bahwa perempuan dan laki-laki harus selalu sama, tetapi hak, tanggung jawab dan kesempatannya tidak dipengaruhi oleh apakah mereka dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan.

7. Apa manfaat dari adanya kesetaraan gender? 

Kunci Jawaban: 

Kesetaraan gender memberikan penghargaan dan kesempatan yang sama pada perempuan dan laki-laki dalam menentukan keinginannya dan menggunakan kemampuannya secara maksimal di berbagai bidang.

8. Apa pendapat PBB seputar kesetaraan gender? 

Kunci Jawaban: 

PBB bahkan menekankan kesetaraan gender bagi semua adalah hak fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia. Pernyataan itu mengakar dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ayat pertama yang jelas menyatakan bahwa, “Setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.” 

9. Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh peserta didik setelah mempelajari materi seputar kesetaraan laki-laki dan perempuan! 

Kunci Jawaban: 

Peserta didik diajak untuk menyadari bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan sama (Kejadian 1:26-27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam karya-Nya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (communio) dan bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat manusia (Kejadian 1:31).

10. Bagaimana pendapat Katekismus Gereja Katolik artikel 372 seputar kesetaraan gender? 

Kunci Jawaban: 

Dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 372 disebutkan bahwa pria dan wanita diciptakan “satu untuk yang lain”, bukan seakan-akan Allah membuat mereka sebagai manusia setengah-setengah dan tidak lengkap, melainkan Ia menciptakan mereka untuk satu persekutuan pribadi, sehingga kedua orang itu dapat menjadi “penolong” satu untuk yang lain, karena di satu pihak mereka itu sama sebagai pribadi (“tulang dari tulangku”), sedangkan di lain pihak mereka saling melengkapi dalam kepriaan dan kewanitaannya. Dalam perkawinan Allah mempersatukan mereka sedemikian erat, sehingga mereka “menjadi satu daging” (Kej. 2:24) dan dapat meneruskan kehidupan manusia: “Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi” (Kej. 1:28). Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya, pria dan wanita sebagai suami isteri dan orangtua bekerja sama dengan karya Pencipta atas cara yang sangat khusus.